Meningkatkan
Kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM)
oleh Muhammad Alfinur
Berbicara mengenai Sumber Daya
Manusia (SDM), berarti tidak bisa dilepaskan dengan aspek makhluk hidup, yaitu
manusia. Manusia sebagai keturunan Adam a.s., merupakan makhluk yang termulia,
dengan diberikan kelebihan yang sempurna, baik akal berpikir, anggota dan
bentuk tubuh. Allah Swt., telah berfirman di dalam Alqur`an, “Sesungguhnya telah kami muliakan Bani Adam,
dan Kami angkut mereka di darat dan di laut. Kami beri mereka rezeki yang
baik-baik, dan kami utamakan mereka melebihi sebagian besar makhluk yang Kami
ciptakan.” (QS. Al Isra`: 70). Berdasarkan
firman Allah Swt., Allah telah memuliakan hambanya yang senantiasa
beriman dan bertakwa, dengan keimanan dan ketakwaan Allah akan berikan mereka
kemuliaan. Kemuliaan yang dimaksud yaitu Allah menciptakan manusia dengan
sebaik-baik bentuk, memiliki akal untuk berpikir, diberikan rasa untuk
merasakan dan bersyukur serta Allah utamakan hambanya yang bernama manusia.
Sebagai manusia yang mulia, manusia
terus berupaya memelihara sifat-sifat dan kemuliaan yang Allah berikan, dan
memiliki semangat yang tinggi untuk mengolah ni`mat kehidupan di dunia yang
telah disediakan oleh Allah Swt. Kehidupan berbangsa dan bernegarapun bisa
menjanjikan terwujudnya masyarakat yang sejahtera lahir dan batin, sehat
jasmani dan rohani. Kehidupan masyarakat, khususnya generasi muda, diharapkan
memiliki badan yang sehat dan kuat. Sebab badan yang sehat tidak hanya
menguatkan kekampuan berpikir yang baik dan memiliki kerja yang tinggi, tetapi
juga menghasilkan sikap mental yang optimal dan penuh harapan dalam menghadapi
hidup dan masa depan bangsa.
Allah Swt., berfirman di dalam
Alqur`an (QS. An-Nisa: 9), “Hendahlah
takut kepada Allah orang yang bila (wafat) dan meninggalkan keturunan tiada
berdaya, kuatir akan nasib mereka. Hendaklah mereka bertakwa kepada Allah Swt.,
dan mengatakan kata-kata benar.” Berdasarkan ayat tersebut, bahwa Allah Swt
memerintahkan manusia untuk merenung, berpikir, memperhatikan masa depan
keturunan mereka, supaya menjadi umat yang berkualitas, terutama kesejahteraan
fisik dan mentalnya, kuat, cerdas, cakap, menguasai ilmu pengetahuan agama,
umum, dan teknologi serta janganlah meninggalkan anak keturunan dalam keadaan
lemah, menjadi umat yang terbelakang dan menjadi beban. Selain itu, Allah Swt.,
memerintahkan kita untuk selalu bertakwa, melaksanakan segala apa yang
diperintahkan oleh Allah, dan menjauhkan segala apapun yang dilarang oleh Allah
Swt.
Sebagai bangsa yang sedang membangun,
kita harus menyadari betul, bahwa pembangunan nasional kita menghadapi
tantangan masalah kependudukan, yang sampai saat ini masih merupakan hambatan
yang rawan. Masalah-masalah ini meliputi jumlah penduduk yang besar, tingkat
pertumbuhan yang tinggi, jumlah penduduk usia muda dan anak-anak sangat besar,
penyebaran penduduk yang belum merata, dan arus urbanisasi, pindah dari desa ke
kota yang mencolok. Dari beberapa permasalah tersebut, intinya yaitu
dikarenakan pertumbuhan penduduk yang tinggi, tidak seimbang dengan pertumbuhan
ekonomi dan fasilitas kebutuhan hidup lainnya.
Mengingat pada era globalisasi dalam
membentuk Indonesia baru ini, gerakan pembangunan harus mengarah kepada
prioritas pengembangan sumber daya manusia atau peningkatan kualitas manusia.
Bahkan saat ini, kehidupan era teknologi dan industrialisasi semakin mendorong
kepada sistem globalisasi dunia. Artinya, bahwa keadaan yang demikian semakin
memacu tumbuhnya persaingan ketat di semua aspek kehidupan manusia. Maka dari
itu, kita dituntut lebih siap mengantisipasi kekuatan umat, berperan aktif
dalam pembangunan, tidak terpecah-pecah apalagi tertinggal landasan.
Perkembangan
dan penerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi yang cepat, telah
membawa banyak perubahan hebat dan cepat. Jika perkembangan dan perubahan itu
lambat, akan memengaruhi seluruh sendi kehidupan manusia, termasuk umat islam,
sehingga akan terjadi pergeseran tata nilai kehidupan. Oleh karena itu,
kewajiban kita semua untuk meningkatkan kualitas keberagamaan bangsa, untuk
bisa menjadi daya tgnkal terhadap pengaruh negatif, sekaligus menjadi potensi
bagi kelanjutan pembangunan bangsa dan negara.
Allah
Swt., berfirman di dalam Alqur`an (QS. At-Taubah: 105) “Dan katakanlah,” Allah akan melihat pekerjaanmu, juga Rasul-Nya dan
orang-orang beriman. Kamu akan dikembalikan kepada Allah, Yang Mengetahui yang
gaib dan yang kelihatan. Lalu Allah memberitahukan kepadamu, atas apa yang kamu
lakukan.” Dari firman Allah Swt., menjelaskan, bahwa suatu kebaikan bukanlah datang dengan
sendirinya. Kebaikan harus diusahakan dengan kerja keras, sedangkan setiap
pekerjaan dan usaha tidak akan sia-sia. Kebaikan akan dilihat dan dinilai oleh
Allah Swt, Rasul-Nya dan umat manusia sebagai pahala bagi yang mengerjakan
kebaikan. Oleh karena itu, sebagai sumber daya manusia yang diharapkan, bukan
zamannya lagi untuk kita hanyut dalam “Makan tidak makan, asalkan kumpul,”
dalam membina kehidupan berkeluarga. Kita harus bersikap lebih mementingkan
kesejahteraan dan kualitas diri daripada terus bernafsu akan tipudaya dunia.
Rasulullah
Saw., bersabda, “Menikahlah kalian dan
beranaklah. Sesungguhnya aku saling bangga membanggakan kalian, dengan umat
lain di akhirat.” Dari Rasulullah Saw., menjelaskan, bahwa Rasulullah
sangat bangga dengan umatnya, bangga dalam arti di sini umatnya yang bermutu
dan berkualitas, bukan dalam pengertian kuantitas atau jumlahnya yang banyak.
Umat yang bermutu dan berkualitas tentu dengan adanya keseimbangan antara dunia
dan akhirat. Dunia sebagai tempat untuk kita menanamkan segala perbuatan ibadah
yang baik, dan akhirat sebagai tempat untuk menuai segala kebaikan di dunia.
Umat yang berkualitas, di antaranya umat yang selalu mau untuk belajar, baik
ilmu agama, umum dan teknologi serta mengamalkannya.
Dalam
situasi dan zaman seperti ini, kita harus merencanakan sebuah keluarga yang
ideal, keluarga muslim yang sakinah, bahagia dan sejahtera. Keluarga merupakan
kelompok terkecil dalam masyarakat dan bangsa, dan segala sesuatunya dimulai
dari keluarga. Jika keluarga itu hasanah, baik dan maju, tentu akan baik dan
maju pulalah masyarakat dan bangsa ini. Kita harus waspada dan tidak
tertipudaya dengan perbuatan yang sia-sia, mengajari anak-anak kita untuk
beribadah kepada Allah, menuntut ilmu agama, pengetahuan dan teknologi dalam
menunjang kehidupannya.